Rasanya takjub ketika melihat perjalanan panjang kopi hingga akhirnya sampai ke cangkir. Dan semuanya terangkum dengan lengkap dalam film dokumenter yang disutradarai oleh Brandon Loper ini.
Mungkin sebelum film dokumenter A Film About Coffee ini
dibuat telah ada film dokementer lain yang menuturkan tentang perjalanan
biji kopi hingga sampai ke cangkir. Tapi, tak ada salahnya jika kamu
menonton film yang dirilis pada 26 April 2014 ini, kamu akan menyaksikan
gambar-gambar indah, tuturan menarik yang jauh dari membosankan serta
detail-detail menarik yang tak kita ketahui tentang proses kopi sebelum sampai ke tegukan.
Sutradara Brandon Loper mengatakan bahwa film yang dibuatnya ini
adalah surat cinta serta perenungan untuk mendapatkan makna sesunggunya
dari dunia coffee specialty. Itu kenapa film ini dibuat dengan
begitu apik dengan wawancara yang terselip dari nama-nama tokoh yang
berpengaruh dalam industri kopi dunia. A Film About Coffee juga
‘melakukan perjalanan’ dari Rwanda, Honduras, Amerika Serikat hingga
sampai ke Jepang. Semuanya direkam secara indah dan tak berlebihan.
Sebuah dokumenter yang baik tak melebih-lebihkan, meski tak kehilangan
esensi dari indahnya kenyataan yang ada.
Film ini dibuka dengan diperlihatkannya proses menyeduh dengan syphon
secara perlahan. Seketika menyadarkan kita bahwa menyeduh kopi adalah
proses bak ritual. Tak boleh sembarangan karena tiap langkah adalah
makna yang kompleks. Sisi informatif yang diusung film ini semakin
lengkap dengan hadirnya wawancara dan pendapat para ahli kopi. Mulai
dari George Howell, seorang perintis coffee specialty terkemuka
yang memaparkan tentang betapa kayanya proses menyeduh kopi. Ada juga
James Freeman, orang di balik nama besar Blue Bottle yang berbagi
tentang perspektif dan fenomena tentang perkembangan brewing process.
Tentang Perjalanan Ke Asal Mula
Bagian terbaik dari film dokumenter ini buat saya adalah ketika Darrin Daniel dari Stumptown melakukan single origin trip untuk
membeli biji hijau di wilayah Huye Mountain Rwanda. Di sini tak hanya
ditampikan bagaimana Daniel berinteraksi dengan petani lokal tetapi juga
proses kopi dari buah hingga disebarkan ke seluruh dunia. Saya baru
tahu kalau di Rwanda proses perjalanan kopi taklah begitu mudah namun
indah. Mereka yang bekerja di strata bawah industri kopi ternyata
bekerja begitu keras. Mereka harus membawa biji kopi menggunakan sepeda
melewati pegunungan. Melakukan pencucian biji hijau dengan tarian dan
nyanyian yang dilakukan setiap saat dengan riang gembira. Serta
terpampang jelas betapa mereka yang terlibat langsung dengan kopi nikmat
yang kita nikmati setiap hari ternyata memiliki taraf hidup lebih
rendah dari yang kita tahu.
Meski begitu, perjalanan asal mula biji kopi tetaplah sebuah
perjalanan penuh suka cita. Banyak interaksi menyenangkan antar manusia
di sana. Hebatnya di sini tak melulu tentang bisnis, tetapi juga
hubungan antar manusia satu dengan manusia dari ujung dunia yang entah
darimana datangnya. Kopi menyatukan manusia di seluruh penjuru dunia
meski tak pernah bertatap muka.
Bertemu Sang Legenda
Daibo, seorang legenda kopi di Jepang juga ditampilkan di film
dokumenter ini. Bersama istrinya Keiko, Daibo membuka kedai kopi yang
telah beroperasi selama 38 tahun. Tak seperti kedai kopi biasa, kedai
kopinya sangat tradisional. Yang membuat saya takjub adalah bagaimana
cara Daibo menyeduh kopi untuk pelanggannya dengan cara yang lebih mirip
sebuah ritual yang sakral. Kopi diseduh perlahan-lahan dengan
kehati-hatiah seorang coffee master. Ada kesungguhan dan
keindahan dalam tiap prosesnya. Membuat mata yang menyaksikan seketika
tak ingin berkedip sekalipun. Daibo memberikan satu hal yang tak mungkin
saya lupa: kopi adalah makna yang tak bisa disajikan dengan
tergesa-gesa. Meski kedai kopi ini tak beroperasi lagi, semua penikmat
kopi pastilah akan sangat berterima kasih karena pernah ada seseorang
yang mengapresiasi kopi sehebat Daibo.
Akhirnya saya hanya bisa mengatakan bahwa A Film About Coffee adalah
sebuah film dokumenter yang sengaja diciptakan untuk pecinta, penikmat,
pebisnis dan siapa saja yang hidupnya terlibat akan kopi. Selamat
menonton, selamat jatuh cinta lagi.
sumber : ottencoffee.com
0 komentar:
Post a Comment