Kopi merupakan minuman yang membuat miliaran orang di dunia ketagihan mengonsumsinya. Dan produk kopi sangat diminati di hampir semua negara di dunia. Secara industri, sejak 1990, tidak ada badan resmi yang mengatur aspek harga kopi sehingga kopi menjadi komoditas bebas dengan harga pasar yang juga bebas. Sebelum 1990, aspek penentuan harga pasar kopi bergantung pada satu lembaga, yaitu International Coffee Organization (ICO). Kini, walaupun sudah tak punya wewenang serupa, ICO masih berperan dalam banyak hal penting, seperti menyusun laporan monumental mengenai sejarah panjang kopi berdasarkan negara penghasilnya hingga pada tahun 1990.
Berikut sejarah singkat industri kopi di berbagai negara hingga tahun 1990, sebelum dan sesudah perubahan kebijakan penentuan harga kopi yang diatur dalam regulasi ketat dari satu organisasi.
Penurunan Produksi Kopi di Benua Afrika
Walau banyak kopi spesialti berasal dari Afrika, benua ini merupakan satu-satunya yang mengalami penurunan jumlah produksi kopi secara signifikan. Sebelum tahun 1990, negara-negara Afrika mampu memproduksi 19,1 juta karung per tahun atau sekitar 25% dari jumlah produksi kopi dunia. Namun, setelah 1990, jumlah tersebut menurun tajam menjadi hanya 15,8 juta karung per tahun. Jumlah ini tak banyak berubah sampai sekarang, dengan rata-rata jumlah produksi hanya sekitar 16 juta karung.
Dari berbagai negara Afrika ini, hanya Ethiopia, Tanzania, dan Uganda yang secara konsisten menjaga bahkan sedikit menaikkan jumlah pasokan kopinya. Kongo, Ivory Coast, Kenya, Madagaskar, dan Kamerun mengalami penurunan cukup drastis dalam satu dekade terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pohon-pohon kopi yang usianya sudah tua sehingga tidak produktif, masalah birokrasi, dan konflik yang melanda beberapa daerah.
Peningkatan Signifikan Produksi Kopi Benua Lain
Berbeda dengan Afrika, benua Asia (termasuk Timur Tengah) dan Amerika (terutama Guatemala, Peru, dan Brazil) menunjukkan peningkatan jumlah produksi kopi yang cukup signifikan. Permintaan akan kopi spesialti asal negara-negara di benua ini semakin banyak. Salah satu yang cukup menonjol adalah Brazil yang mengalami peningkatan hampir 100% sejak tahun 1990, serta Indonesia yang jumlah produksi kopinya berlipat ganda sejak tahun yang sama. Apalagi, Indonesia didukung berbagai program untuk memperkenalkan kopi spesialti asal berbagai daerah yang masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.
Sementara itu, berdasarkan varietas kopi, kopi Robusta mengalami peningkatan hampir 100% dalam hal jumlah produksi dibandingkan dengan Arabika. Di antara berbagai negara penghasil kopi, Vietnam adalah negara yang memiliki jumlah saham produksi Robusta tertinggi di dunia. Sementara itu, jumlah produksi Arabika malah agak menurun dibandingkan di era sebelum tahun 1990. Selain karena faktor iklim (kopi Arabika lebih rentan penyakit dan iklim dibanding Robusta), permintaan akan kopi Robusta bermutu tinggi juga semakin banyak.
Berikut sejarah singkat industri kopi di berbagai negara hingga tahun 1990, sebelum dan sesudah perubahan kebijakan penentuan harga kopi yang diatur dalam regulasi ketat dari satu organisasi.
Penurunan Produksi Kopi di Benua Afrika
Walau banyak kopi spesialti berasal dari Afrika, benua ini merupakan satu-satunya yang mengalami penurunan jumlah produksi kopi secara signifikan. Sebelum tahun 1990, negara-negara Afrika mampu memproduksi 19,1 juta karung per tahun atau sekitar 25% dari jumlah produksi kopi dunia. Namun, setelah 1990, jumlah tersebut menurun tajam menjadi hanya 15,8 juta karung per tahun. Jumlah ini tak banyak berubah sampai sekarang, dengan rata-rata jumlah produksi hanya sekitar 16 juta karung.
Dari berbagai negara Afrika ini, hanya Ethiopia, Tanzania, dan Uganda yang secara konsisten menjaga bahkan sedikit menaikkan jumlah pasokan kopinya. Kongo, Ivory Coast, Kenya, Madagaskar, dan Kamerun mengalami penurunan cukup drastis dalam satu dekade terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pohon-pohon kopi yang usianya sudah tua sehingga tidak produktif, masalah birokrasi, dan konflik yang melanda beberapa daerah.
Peningkatan Signifikan Produksi Kopi Benua Lain
Berbeda dengan Afrika, benua Asia (termasuk Timur Tengah) dan Amerika (terutama Guatemala, Peru, dan Brazil) menunjukkan peningkatan jumlah produksi kopi yang cukup signifikan. Permintaan akan kopi spesialti asal negara-negara di benua ini semakin banyak. Salah satu yang cukup menonjol adalah Brazil yang mengalami peningkatan hampir 100% sejak tahun 1990, serta Indonesia yang jumlah produksi kopinya berlipat ganda sejak tahun yang sama. Apalagi, Indonesia didukung berbagai program untuk memperkenalkan kopi spesialti asal berbagai daerah yang masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.
Sementara itu, berdasarkan varietas kopi, kopi Robusta mengalami peningkatan hampir 100% dalam hal jumlah produksi dibandingkan dengan Arabika. Di antara berbagai negara penghasil kopi, Vietnam adalah negara yang memiliki jumlah saham produksi Robusta tertinggi di dunia. Sementara itu, jumlah produksi Arabika malah agak menurun dibandingkan di era sebelum tahun 1990. Selain karena faktor iklim (kopi Arabika lebih rentan penyakit dan iklim dibanding Robusta), permintaan akan kopi Robusta bermutu tinggi juga semakin banyak.
Sumber : bincangkopi.com
0 komentar:
Post a Comment