Espresso adalah sebuah nama familiar yang di telinga semua
orang. Tapi tak banyak yang tahu bahwa espresso lahir dari sebuah mesin
espresso yang diciptakan melalui proses panjang.
KITA sering melihat berbagai mesin espresso yang berdiri gagah di balik coffee bar
di kedai kopi yang sering kita singgahi. Mesin-mesin espresso ini
sungguh beragam. Baik dari segi ukuran, fungsi, teknologi, kecanggihan,
model hingga harganya. Mesin espresso adalah nyawa dari sebuah kedai
kopi. Tanpanya kedai kopi takkan bisa ‘bernapas’. Mesin espresso
berperan besar bagi senyum manis para pelanggan yang menikmati kopi
mereka dengan rasa puas.
Tapi jauh sebelum mesin espresso merebak luas seperti sekarang, pada
abad ke – 19 orang-orang di Eropa belum menikmati kopi dari mesin
espresso. Padahal pada abad ke – 19 itu popularitas kopi sedang berada
di puncaknya. Pada masa itu orang-orang memerlukan waktu kurang lebih 5
menit untuk menyeduh kopi. Waktu yang cukup lama mengingat banyaknya
permintaan kopi di kedai-kedai kopi pada masa itu.
Sangkin besarnya keinginan orang-orang menikmati kopi dengan proses
yang singkat, muncullah beberapa ahli yang bekerja keras menciptakan
sebuah alat yang kiranya akan menyelesaikan permasalahan ini. Salah
satunya adahan Angelo Moriondo dari Turin Italia yang pada 1884
mematenkan sebuah alat yang dia sebut dengan “new steam machinery for economic and instantaneous confection of coffee beverage”.
Alat inilah yang menggiring lahirnya mesin espresso yang kelak
melahirkan espresso yang mampu dinikmati masyarakat dunia hingga
sekarang.
Sayangnya, mesin ciptaan Angelo Moriondo ini tak mampu memuaskan
penikmat kopi dan mendadak lenyap dari pemberitaan. Tapi perkembangan
mesin espresso tak berhenti sampai di situ karena kemudian Luigi
Bezzerra dan Desiderio Pavoni (yang sekarang dikenal sebagai “the Steve
Wozniak and Steve Jobs-nya Espresso”) mengambil desain awal dari mesin
buatan Moriondo dan mengimprovisasinya. Dari hasil pengembangan mesin
ini akhirnya lahirlah mesin espresso single-shot pertama. Mesin
pertama buatan Bezzera ini sayangnya dipanaskan di atas api terbuka
sehingga sulit untuk mengontrol tekanan dan suhu. Kekurangan pada mesin
ini lalu disempurnakan oleh Pavoni yang secara jenius menciptaan katup
rilis pada tekanan mesin. Dan mesin ini perdana dipamerkan di Milan Fair
pada 1906.
Mesin espresso ini mampu menghasilkan 1000 cangkir per jamnya. Tapi
sayangnya memberikan efek samping yang buruk terhadap rasa kopi. Rasa
kopinya pahit dan seperti ada aroma terbakar yang jauh dari standar cita
rasa espresso saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu, transformasi
mesin espresso juga berubah. Yang dahulu mesin espresso hanya
menggunakan gas kini tercipta mesin espresso dengan bantuan listrik. Dan
Art Deco mengganti keindahan chrome-and-brass dari awal abad
20 menjadi lebih kecil dan efisien. Meskipun telah mengalami banyak
perubahan, belum ada penemu yang berhasil menciptakan sebuah mesin
espresso yang mampu menyeduh dengan lebih dari 1,5 – 2 bar tekanan tanpa
membuat kopi terbakar (gosong).
Tak menunggu waktu yang lama bahkan hanya setelah Perang Dunia II
berakhir, mesin espresso pertama yang mampu melampaui dua bar akhirnya
diciptakan. Adalah Achille Gaggia, seorang pemilik kafe asal Milan
Italia yang disebut-sebut terkait dengan “kelahiran espresso modern”.
Peningkatan tekanan air dari 1,5 – 2 bar ke 8 – 10 bar dilakukan dengan
menggunakan tuas dengan standar ukuran espresso. Tak hanya itu, revolusi
mesin espresso berikutnya datang pada 1960-an dengan penemuan pompa
bermotor. Sebuah mesin E61 yang diciptakan oleh Ernesto Valentean adalah
sebuah kesuksesan dan termasuk dalam jajaran mesin kopi paling
berpengaruh dalam sejarah kopi dunia.
Sumber " Ottencoffee.co.id
0 komentar:
Post a Comment