Seorang Q-Grader kopi Aceh mengungkapkan rahasia kenikmatan kopi Aceh. Dia memberi pesan kepada generasi muda penikmat kopi agar tidak meninggalkan kopi saring yang membuat kopi Aceh terasa nikmat. Kopi saring adalah kopi tradisional Aceh yang disajikan secara klasik di Aceh.
"Kopi Aceh itu kopi saring, itu jangan sampai hilang, itu kopi tradisional kita," kata Q-Grader, Mahdi dalam diskusi di Festival Kopi di Banda Aceh, Minggu (24/11).
Menurut dia, generasi muda di Aceh agar jangan terlena hanya dengan espresso, sehingga lupa akan cara pembuatan kopi tradisional Aceh. Dia mengakui semua kopi itu nikmat, tapi penting sekali mempertahankan kekhasan kopi Aceh dengan cara disaring. "Kadangkala, bukan rasanya yang dinikmati oleh penikmat kopi, tapi juga bisa kita jual bagaimana cara menyajikannya seperti kopi saring yang tidak ada di tempat lain," tuturnya.
Selain itu, di Aceh juga memiliki cara minum kopi lainnya, sebutnya, ada juga minum kopi secara tubruk. Minum kopi tubruk justru lebih unik lagi, karena minum kopi tubruk tidak disaring.
"Kalau di Aceh Selatan, kopi tubruk itu justru lebih unik, kopi tubruk diminum dengan gelas terbalik," imbuhnya.
Sementara itu, Mahdi juga menyebutkan jangan takut minum kopi. Akan tetapi yang harus ditakuti kopi apa yang diminum. Kalau kopi asli Aceh seperti Arabika dan Robusta diminum akan aman untuk kesehatan.
"Yang bermasalah ketika diminum kopi palsu, kopi yang bijinya berlubang karena dimakan ulat, ulat saja bisa mati, apa lagi manusia kalau kita minum, jadi jangan minum kopi murah, karena kita curiga itu kopi yang tidak baik," tuturnya.
Mahdi berpesan jangan takut minum kopi, tetapi jangan minum kopi yang berlebihan. Minum kopi yang sehat, kata Mahdi adalah adalah minum kopi dengan takaran 120 sampai dengan 150 kafein per hari.
Terkait efek tidak bisa tidur setelah minum kopi, Mahdi menjelaskan bohong kalau ada yang mengatakan setelah minum kopi langsung tidak bisa tidur. "Jadi selesai minum kopi, itu berefek 3 sampai dengan 3,5 jam kemudian," tambahnya.
"Kopi Aceh itu kopi saring, itu jangan sampai hilang, itu kopi tradisional kita," kata Q-Grader, Mahdi dalam diskusi di Festival Kopi di Banda Aceh, Minggu (24/11).
Menurut dia, generasi muda di Aceh agar jangan terlena hanya dengan espresso, sehingga lupa akan cara pembuatan kopi tradisional Aceh. Dia mengakui semua kopi itu nikmat, tapi penting sekali mempertahankan kekhasan kopi Aceh dengan cara disaring. "Kadangkala, bukan rasanya yang dinikmati oleh penikmat kopi, tapi juga bisa kita jual bagaimana cara menyajikannya seperti kopi saring yang tidak ada di tempat lain," tuturnya.
Selain itu, di Aceh juga memiliki cara minum kopi lainnya, sebutnya, ada juga minum kopi secara tubruk. Minum kopi tubruk justru lebih unik lagi, karena minum kopi tubruk tidak disaring.
"Kalau di Aceh Selatan, kopi tubruk itu justru lebih unik, kopi tubruk diminum dengan gelas terbalik," imbuhnya.
Sementara itu, Mahdi juga menyebutkan jangan takut minum kopi. Akan tetapi yang harus ditakuti kopi apa yang diminum. Kalau kopi asli Aceh seperti Arabika dan Robusta diminum akan aman untuk kesehatan.
"Yang bermasalah ketika diminum kopi palsu, kopi yang bijinya berlubang karena dimakan ulat, ulat saja bisa mati, apa lagi manusia kalau kita minum, jadi jangan minum kopi murah, karena kita curiga itu kopi yang tidak baik," tuturnya.
Mahdi berpesan jangan takut minum kopi, tetapi jangan minum kopi yang berlebihan. Minum kopi yang sehat, kata Mahdi adalah adalah minum kopi dengan takaran 120 sampai dengan 150 kafein per hari.
Terkait efek tidak bisa tidur setelah minum kopi, Mahdi menjelaskan bohong kalau ada yang mengatakan setelah minum kopi langsung tidak bisa tidur. "Jadi selesai minum kopi, itu berefek 3 sampai dengan 3,5 jam kemudian," tambahnya.
Sumber : Merdeka.com
0 komentar:
Post a Comment